Manusia Keragaman dan Kesetaraan
Kamis, 17 Desember 2015
Manusia Keragaman dan Kesetaraan: ISBD: MANUSIA NILAI MORAL DAN HUKUM
Manusia Keragaman dan Kesetaraan: ISBD: MANUSIA NILAI MORAL DAN HUKUM: Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesi...
ISBD: ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang
merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga
merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang
merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut
tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan
berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan
budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar bukan hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah ISBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
- Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
- Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.
- Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar bukan hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah ISBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
- Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
- Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
ISBD: Aspek-Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Praktek Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL
A. Aspek
Sosial Budaya Perkawinan
Perkawinan
merupakan wujud menyatukan dua sijoli ke dalam satu tujuan yang sama. Salah
satu tujuan perkawinan adalah mencapai kebahagiaan yang langgeng bersama
pasangan hidup. Namun, jalan menuju kebahagiaan tak selamanya mulus. Banyak
hambatan, tantangan, dan persoalan yang terkadang menggagalkan jalannya rumah
tangga. Perbedaan latar sosial, budaya, ataupun faktor lainnya merupakan
penyebab munculnya hambatan dan konflik dalam proses komunikasi dalam membina hubungan
perkawinan, sebab karakter tiap individu berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya sehingga hal itu dapat berpengaruh pada cara pandangnya. Dalam aspek
sosial budaya perkawinan, ada faktor pendukung dan penghambat.
Faktor
pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam
hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan
menghargai, saling terbuka antara suami dan istri. Hal tersebut tercermin pada
bagaimana pasangan suami-istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan
pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta kemampuan
menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam
hidup berumah tangga akan tercapai.
Faktor penghambat yang
mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik
suami maupun istri tidak dapat menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal
perkawinan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan
budaya dan agama di antara suami dan istri, suami maupun istri tidak tau peran
dan tugasnya dalam rumah tangga. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan
suami istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan
munculnya hal-hal baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang
membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga masing-masing pasangan gagal
dalam menyesuaikan diri satu sama lain.
B. Aspek
Sosial Budaya Kehamilan
Selain
menimbulkan kebahagiaan bagi wanita dan pasangannya, kehamilan juga dapat
menimbulkan kekhawatiran pada wanita pada trimester 1, 2 dan 3. Dengan
menerapkan manajemen asuhan kebidanan diharapkan bidan memperhatikan kebutuhan
dasar manusia dalam aspek bio-psiko-sosial-budaya dan spiritual. Tingkat
kebutuhan tiap individu berbeda-beda.
Masa kehamilan dan persalinan pada manusia dideskripsikan oleh Bronislaw
Malinawski (1927) sebagai fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat, religi dan
moral atau kesusilaan berdasarkan tujuan untuk menciptakan keseimbangan fisik
antara ibu dan bayi, serta terutama untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan. Kondisi tersebut dihadapkan pada kenyataan adanya trauma
persalinan dalam masyarakat, yang mengakibatkan ansietas pada ibu hamil
(Malinowski, 1927)
Terlepas
dari sudut pandang masyarakat tentang
masa kehamilan dan persalinan yang kritis, terdapat berbagai pandangan budaya
(tuntutan budaya), serta faktor-faktor sosial lainnya dalam kepentingan
reproduksi. Hal tersebut meliputi:
1.
Keinginan ideal
perorangan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu.
2.
Mengatur waktu
kelahiran.
3.
Sikap menerima tidaknya
kehamilan.
4.
Kondisi hubungan suami
istri.
5.
Kondisi ketersediaan
sumber social.
6.
Pengalama perorangan
mengatasi dan menghadapi komplikasi persalinan dan lain-lain.
Berbagai pandangan budaya dan faktor-faktor
sosial tersebut dapat menjadi stressor yang mendukung pandangan bahwa masa
hamil dan bersalin dianggap kritis dan mengakibatkan kekhawatiran bagi warga
masyarakat. Pada masa kehamilan dan saat menjelang kelahiran, aspek financial
juga dapat menjadi masalah jika ibu hamil dan pasangannya belum bekerja,
berhenti bekerja, atau dengan penghasilan yang kurang. Ibu hamil mungkin
tinggal di rumah kontrakan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan dalam
lingkungan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap kekurangan gizi pada masa
kehamilan. Dalam setiap masyarakat ada mitos atau kepercayaan tertentu yang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu,
seperti mitos “mitoni” :
1.
Tidak boleh
makan makanan yang berbau amis.
2.
Tidak boleh
mempersiapkan keperluan untuk bayi sebelum lahir.
3.
Ayah yang bekerja
sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan yang lebih banyak dan
bagian yang lebih baik dari pada anggota keluarganya yang lain.
4.
Anak laki-laki diberi
makan lebih dulu dari pada anak perempuan dan lain sebagainya.
Yang menentukan kuantitas, kualitas, dan
jenis-jenis makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh
anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan kedudukan, usia jenis
kelamin, dan situasi-situasi tertentu. Walaupun pola makan ini sudah menjadi
tradisi atau kebiasaan, yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan
mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu. Dengan kata lain, ibu
mempunyai peran sebagai gate-keeper
keluarga.
C. Aspek
Sosial Budaya Persalinan
Persalinan
normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir secara
spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
Persalinan/partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu kala I, II, III, dan IV.
1.
Kala I
Periode
persalinan ini dimulai dari pembukaan 1 cm sampai 10 cm (lengkap). Dalam kala
ini ada beberapa fase, yaitu :
a.
Fase laten : pembukaan
servik kurang dari 3 cm, servik membuka perlahan selama fase ini dan biasanya
berlangsung tidak lebih dari 8 jam
b.
Fase aktif : kontraksi
di atas 3 kali dalam 10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mulas,
pembukaan dari 4 cm sampai 10 cm (lengkap) dan terdapat penurunan bagian
terbawah janin.
2.
Kala II
Periode
ini dimulai dari ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin.
Tanda dan gejala persalinan kala II meliputi :
a.
Ibu ingin mengejan.
b.
Perineum menonjol.
c.
Vulva dan anus membuka.
d.
Meningkatnya
pengeluaran darah dan lender.
e.
Kepala telah turun
didasar panggul.
Diagnosis pasti persalinan kala II
adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan serviks
lengkap dan kepala bayi terlihat pada introitus vagina.
3.
Kala III
Periode
ini dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan
plasenta berkisar 15-30 menit setelah bayi lahir. Pada persalinan kala III
miometerium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus ini
menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat pelekatan plasenta. Karena tempat
pelekatan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, plasenta akan
terlepas dari dinding uteri. Setelah lepas, plasenta akan turun ke segmen bawah
rahim.
Tanda-tanda
pelepasan plasenta meliputi:
a.
Bentuk uterus globuler.
b.
Tali pusat bertambah
panjang (tanda afeld).
c.
Semburan darah
tiba-tiba.
Cara pelepasan plasenta ada dua, yaitu:
a.
Cara Schultze
Pelepasan
dimulai pada bagian tengah plasenta dan terjadi hematoma retroplasentae yang
selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma di
atasnya sekarang jatuh ke bawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian
plasenta yang tampak pada vulva adalah permukaan fetal, sedangkan hematoma
sekarang berada dalam kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara Schultze
tidak ada pendarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas
seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah banyak mengalir.
b.
Cara Ducan
Pelepasan
dimulai dari tepi plasenta. Darah mengalir antara selaput janin dan dinding
rahim, jadi pendarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta lepas dan terus
berlangsung sampai plasenta lepas secara keseluruhan. Pelepasan secara Ducan
sering terjadi pada plasenta letak rendah.
4.
Kala IV
Periode
ini dimulai setelah lahinya plasenta sampai 1 jam setelah itu. Pemantauan pada
kala IV meliputi:
a.
Kelengkapan plasenta dan selaput ketuban,
b.
Perkiraan pengeluaran
darah,
c.
Laserasi atau luka
episiotomy pada perineum dengan pendarahan aktif, dan
d.
Keadaan umum serta
tanda-tanda vital ibu
Memasuki masa persalinan merupakan suatu
periode yang kritis bagi para ibu hamil karena segala kemungkinan dapat terjadi
sebelum berakhir dengan selamat atau dengan kematian. Di daerah pedesaan,
kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan
yang biasanya dilakukan di rumah. Data survey kesehatan rumah tangga tahun 1992
menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek
persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan ibu.
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong
persalinan pada dasarnya disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:
1.
Dikenal secara dekat.
2.
Biaya murah.
3.
Mengerti dan dapat
membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak.
4.
Dapat merawat ibu dan
bayi sampai 40 hari di samping akibat keterbatsan jangkauan pelayanan kesehatan
yang ada.
Interaksi antara kondisi kesehatan ibu
hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan
yaitu kematian atau bertahan hidup. Secara medis, penyebab klasik kematian ibu
akibat melahirkan adalah pendarahan, infeksi dan ekslamsia (keracunan
kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan
profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dan proses persalinan. Namun,
kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tetapi, juga karena ada faktor
keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Umumnya, di daerah
pedesaan, keputusan perawatan medis yang akan dipilih harus dengan persetujuan
kerabat yang lebih tua atau keputusan ada di tangan suami yang sering kali
menjadi panic melihat keadaan kritis yang terjadi. Kepanikan dan ketidak tahuan
akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang
seharusnya dilakukan secara cepat. Tidak jarang pula nasihat yang diberikan
oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
Selain itu, sering kali kondisi tersebut
diperberat oleh faktor geografis, karena jarak rumah ibu dengan tempat
pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau kendala
ekonomi dan adanya tanggapan bahwa membawa ibu ke rumah sakit akan membutuhkan
biaya yang mahal. Selain faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan,
faktor geografis dan faktor ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan
disebabkan juga sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan
takdir yang tidak dapat dihindari. Selain pada masa hamil, pantangan atau
anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan.
Pantangan atau anjuran yang berkaitan dengan proses pemulihan kondisi
fisik misalnya:
1.
Ada makanan tertentu
yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI
2.
Ada makanan tertentu
yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
Secara tradisional ada praktik-praktik
yang dilakukan dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan
ibu. Misalnya;
1.
Mengurut perut yang
bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula.
2.
Memasukkan
ramuan-ramuan seperti daun-daunan ke dalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan
yang keluar karena proses persalinan.
3.
Member jamu tertentu
untuk memperkuat tubuh (Iskandar et al, 1996).
D. Aspek
Sosial Budaya Masa Nifas
Masa
nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nias yaitu 6-8 minggu
(Rustam Mochtar, 1998, hal. 115). Tujuan perawatan masa nifas yaitu:
1.
Memulihkan kesehatan
umum penderita,
2.
Mendapatkan kesehatan
emosi yang stabil,
3.
Mencegah terjadinya
ineksi dan komplikasi,
4.
Memperlancar
pembentukan ASI, dan
5.
Agar penderita dapat
melaksanaan perawatan sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan
baik.
Keadaan psikologis pada masa nifas
meliputi insting keibuan, yang merupakan perasaan dan dorongan yang dibawa
sejak manusia dilahirkan, yang ada dalam seorang wanita untuk menjadi seorang
ibu yang selalu memberi kasih sayang kepada anaknya. Sikap ini berada dengan
sikap pria dewasa. Walaupun mereka menyukai anak bayi, tetapi pendekatannya
berbeda dengan wanita. Reaksi ibu setelah melahirkan ditentukan oleh
tempramennya. Bila ibu bertempramen gembira, ibu biasanya menjadi ibu yang
lebih sukses, sedangkan ibu yang selalu murung kemungkinan mengalami kesulitan
dalam tugasnya sebagai seorang ibu. Selain itu, kemungkinan pula timbul reaksi
kecemasan reaksi kekecewaan karena kedatangan bayinya belum diharapkan. Untuk
mengadakan penyesuaian tersebut kemungkinan ibu dapat mengatasinya sendiri atau
memerlukan bantuan. Oleh karena itu, tugas bidan untuk memberi bantuan yang
merupakan bimbingan agar ibu dapat mengatasi masalahnya. Kebutuhan ibu masa
nifas meliputi:
1.
Kebutuhan fisik,
Selama
hamil umumnya menurun walaupun tidak sakit. Untuk memenuhi kebutuhan fisik
seperti istirahat, makanan yang bergizi, lingkungan bersih dilakukan pengawasan
dan perawatan yang sempurna serta pengertian dari lingkungan setelah ibu pulang
nanti.
2.
Kebutuhan psikologis.
Kebutuhan
bagi tiap-tiap individu bahwa manusia butuh diakui, dihargai, diperhatikan oleh
manusia lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan psikologis, bidan dan
keluarga harus bersikap dan bertindak bijaksana dan menunjukan rasa simpati dan
menghormati.
3.
Kebutuhan sosial,
Ibu
dipenuhi dengan memfasilitasi pasangan atau keluarga mendampingi ibu bila
murung, menunjukkan rasa saying pada bayi, memberi bantuan dan pelajaran yang
dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatannya.
E. Aspek
Sosial Budaya Terkait Bayi Baru Lahir
Bayi
baru lahir adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu).
Bayi baru lahir yang dilahirkan dalam kondisi normal mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut:
1.
Berat badan
2500-4000gram.
2.
Panjang badan 48-52 cm.
3.
Lingkar badan 30-38 cm.
4.
Lingkar kepala 33-35 cm.
5.
Bunyi jantung dalam
menit pertama kira-kira 180 denyut/menit kemudian menurun sampai 120-160
denyut/menit.
6.
Pernafasan pada menit
pertama kira-kira 80 kali/menit kemudian menurun sampai 40 kali/menit.
7.
Kulit kemerah-merahan
dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8.
Rambut lanugo tidak
terlihat, rambut tampak sempurna.
9.
Kuku agak panjang dan
lemas.
10. Pada bayi laki-laki Testis sudah turun, pada
bayi perempuan genetalia labia mayora telah menutupi labia minora.
11. Reflek
hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Reflek
moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperli
memeluk.
13. Reflek
Graff sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan
menggenggam.
14. Eliminasi,
urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2006)
Beberapa aspek sosial budaya yang
dilakukan dikalangan masyarakat Indonesia terkait dengan bayi baru lahir,
antara lain:
1.
Bayi harus memakai
gurita supaya perutnya tidak membuncit.
2.
Bayi dibedong supaya
tidak mudah terkejut, juga dapat menghangatkan badannya.
3.
Bayi saat dimandikan
ditarik-tarik hidungnya agar menjadi lebih mancung.
4.
Ari-arinya harus dicuci
bersih sebelum di kubur supaya bau badan tidak bau nantinya.
5.
Ibu tidak boleh
membiasakan duduk dalam posisi tidur waktu menggendong bayi agar dahi bayi
tidak maju (jenong atau nonong).
6.
Bayi baru lahir diberi
minum grape water agar perutnya tidak kembung.
7.
Bayi baru lahir
diberikan minum kopi setets agar tidak terkena penyakit stroke.
8.
Bayi baru lahir rambutnya
dipotong atau di botakin dan diberi minyak kemiri atau lidah buaya agar
rambutnya tumbuh cepat dan hitam.
9.
Bayi cegukan diberi
tisu basah atau kertas dibasahi di kening agar cegukannya hilang.
10. Sapu
lidi atau bangle bumbu dapur ditaruh di sebelah bantal untuk mengusir hantu
jahat.
11. Bulu
mata di gunting agar lentik.
12. Dagu
lancip akibat sering ditarik.
13. Di
bawah bantal bayi ditaruh gunting lipat dan di tempat tidurnya dipukul-pukul
menggunakan sapu lidi agar bayi tidur nyenyak.
14. Bayi
yang baru lahir tidak boleh difoto agar tidak menjadi narsis ketika dewasa.
15. Bayi
tidak boleh diajak keluar rumah sebelum berusia 40hari.
16. Terkait
makanan pada bayi baru lahir, ibu dilarang makan pedas, nanti feses bayi ada cabe
rawit utuh, padahal maksudnya adalah mencegah bayi mengalami sakit perut jika
ibu menggonsumsi makanan pedas, makan semangka menyebabkan perut bayi besar dan
keras sebab “sawan” semangka dan sebagainya.
ISBD: MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar; Manusia, Sains, Teknologi, dan Sen
A. Pengertian Manusia, Sains, Teknologi dan Seni
1. Manusia
Manusia merupakan
makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan
Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal
sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan
adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung dan berkreasi sehingga
kerjasama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
2. Sains
Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan alamiah dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang
struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut.
Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem yang merupakan
rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat. Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai
dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam.
Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan
secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi
yang valid dan dapat dipercaya. Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua
aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains harus menjadi bagian internal dari
sistem pendidikan nasional supaya para siswa menjadi warga negara dan
masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini. Namun pada
kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat
kepada umat manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara
sistematis dan bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Medawar (1984) Sains
(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence,
scyense, scyens, scienc, sciens, scians. Kata dasar yang diambil dari kata
scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh
dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil
dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara
bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan
semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui
eksperimen secara teori. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah:
“Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya,
berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi)”.
Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang
diartikan sebagai salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan
pernyataan atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan
hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu
proses untuk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu)
dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam.
3.
Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan
sistem-sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan
segala aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga. Penciptaan
teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena teknik kehidupan masa
kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan mudah, sama dengan
sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga memberikan kontribusi yang besar
dari kesejahteraan hidup manusia disegala aspek kihidupan. Namun sayangnya
sekarang ini tidak semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, justru
adapula teknologi yang malah membantu menjadi bumerang akibat salah dalam
memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam memanfaatkan teknologi haruslah didasari
dengan moral dan etika yang baik serta tanggungjawab sosial yang beradab.
Contoh-contoh teknologi:
1) Teknologi komunikasi
Suatu
sistem yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun dan
dimanapun tidak terbatas pada tempat, jarak dan waktu. Misal: internet,
handphone, bairless, dll.
2) Teknologi informasi
Suatu
sistem yang memudahkan kita untuk memperoleh berbagai macam info yang
dibutuhkan secara praktis dan dalam waktu yang relative singkat. Misal:
internet, tv.
3) Bioteknologi
Suatu
teknologi yang mampu memanipulasi proses alami secara dramatis. Misal: cloning pada hewan dan tumbuhan.
Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno
techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang
berarti seseorang yang memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu
pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
4.
Seni
Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut
Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu
(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya), seperti tari, lukis, ukir. Maka
konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar
antara manusia dengan sesama secara beradab, di mana pihak kesatu secara
terarah membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara
manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu, budi bahasapun adalah suatu
seni.
5.
Peran Sains dan Teknologi
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karena didukung oleh sistem
informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara
berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di
tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal
utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata
pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap
eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi.
Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup
hanya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak
ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi
menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan
adanya informasi yang lebih baru. Masukan dan kontribusi langsung dari para
pemegang peran yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga
memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat
bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan
pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan
komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang
peran. Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada
saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan
dukungkan dari segala bidang. Kehidupan kita sekarang perlahan-lahan mulai
berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik
pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan komputer, internet
dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus
ada atau tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan
oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola produktivitas
ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitas;dan pada saat bersamaan juga
menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan
sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan
masyarakat. Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi
mengenal batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin
berkurang. Arus globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang
makin pesat khususnya di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang
memungkinkan arus orang, barang, jasa dan informasi bergerak dengan lebih
cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang semakin baik dan
dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar bangsa dalam memproduksi
barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat. Kemajuan teknologi itu pulalah
yang akan makin mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang kehidupan manusia.
Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu bangsa yang akan menentukan
keberhasilan bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang
kehidupan lainnya.
6.
Pengaruh Sains dan Teknologi
Baik sains, teknologi dan hasil produknya dapat dirasakan disetiap
aspek kehidupan manusia. Sehingga pengaruh sains dan teknologi bagi manusia
dalam masyarakat dapat berpengaruh baik secara negatif maupun secara positif.
Pengaruh
positif terdiri dari :
1)
Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun
kelompok) terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer dan
pemikiran-pemikiran dalam bidang sosial budaya.
2)
Pemanfaatan sains dan teknologi secara tepat dapat lebih
mempermudah proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.
3)
Sains dan teknologi dapat memberikan suatu inspirasi tentang perkembangan suatu
kebudayaan yang ada di Indonesia.
Pengaruh negatif terdiri dari :
Untuk
pengaruh negatif dari sains dan teknologi adalah bagi perubahan peradaban
manusia. Pemanfaatan dari sains dan teknologi, sering kali menimbulkan masalah
baru dalam kehidupan manusia terutama dalam hal kerusakan lingkungan, mental
dan budaya bangsa, seperti:
1) Menipisnya lapisan
ozon
2) Terjadi polusi udara, air
dan tanah
3) Terjadi pemanasan global
4) Rusaknya ekosistem laut
5)
Iptek dikembangkan untuk memenuhi kesenangan-kesenangan materi.
Menjamurnya produk-produk mainan (contoh: game
online)
6)
Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang berpengaruh
dominan terhadap satuan budaya asli bisa membangkitkan kesan sebagai model
untuk ditiru. Kecenderungan meniru itu dalam kelanjutannya bisa terpantul
melalui berkembangnya gayahidup yang dianggap superior
dibandingkan dengan gaya hidup lama.
B.
Dampak Penyalahgunaan Ipteks pada
Kehidupan Sosial Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat:
1)
Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini
semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam
dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang
tertulis dalam buku Megatrend
for Women: From Liberation to Leadership yang
ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa
peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang
memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri
dan berbagai jabatan penting lainnya.
2)
Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan
ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan
dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri
sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat
melecehkan bangsa-bangsa Asia.
3)
Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai
aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang
disiplin, tekun dan pekerja keras, meskipun demikian kemajuan teknologi akan
berpengaruh negative pada aspek budaya:
-
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja
dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga
masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
-
Kenakalan dan tindak
menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan
tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan
penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama,
kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin
meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
-
Pola interaksi antar
manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan
menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang
disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk
berhubungan dengan dunia luar. Program internet
relay chatting (IRC),
internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.
Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang
kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri
untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak
orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
Langganan:
Postingan (Atom)