Kamis, 17 Desember 2015

Manusia Keragaman dan Kesetaraan: ISBD: MANUSIA NILAI MORAL DAN HUKUM

Manusia Keragaman dan Kesetaraan: ISBD: MANUSIA NILAI MORAL DAN HUKUM: Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesi...

ISBD: ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
  1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
  2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ). Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.
  3. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain ISBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan sosial budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah sosial manusia di masyarakat dalam tingkah lakunya dalam kehidupan dan kebudayaan yang menyertainya.
Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar bukan hanya ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah ISBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
  2. Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah ISBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam ilmu sosial dan budaya dasar ini.

ISBD: Aspek-Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Praktek Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL

A.     Aspek Sosial Budaya Perkawinan
Perkawinan merupakan wujud menyatukan dua sijoli ke dalam satu tujuan yang sama. Salah satu tujuan perkawinan adalah mencapai kebahagiaan yang langgeng bersama pasangan hidup. Namun, jalan menuju kebahagiaan tak selamanya mulus. Banyak hambatan, tantangan, dan persoalan yang terkadang menggagalkan jalannya rumah tangga. Perbedaan latar sosial, budaya, ataupun faktor lainnya merupakan penyebab munculnya hambatan dan konflik dalam proses komunikasi dalam membina hubungan perkawinan, sebab karakter tiap individu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sehingga hal itu dapat berpengaruh pada cara pandangnya. Dalam aspek sosial budaya perkawinan, ada faktor pendukung dan penghambat.
Faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami dan istri. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami-istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan tercapai.
Faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak dapat menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal perkawinan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan budaya dan agama di antara suami dan istri, suami maupun istri tidak tau peran dan tugasnya dalam rumah tangga. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga masing-masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.
B.     Aspek Sosial Budaya Kehamilan
Selain menimbulkan kebahagiaan bagi wanita dan pasangannya, kehamilan juga dapat menimbulkan kekhawatiran pada wanita pada trimester 1, 2 dan 3. Dengan menerapkan manajemen asuhan kebidanan diharapkan bidan memperhatikan kebutuhan dasar manusia dalam aspek bio-psiko-sosial-budaya dan spiritual. Tingkat kebutuhan tiap individu  berbeda-beda. Masa kehamilan dan persalinan pada manusia dideskripsikan oleh Bronislaw Malinawski (1927) sebagai fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat, religi dan moral atau kesusilaan berdasarkan tujuan untuk menciptakan keseimbangan fisik antara ibu dan bayi, serta terutama untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Kondisi tersebut dihadapkan pada kenyataan adanya trauma persalinan dalam masyarakat, yang mengakibatkan ansietas pada ibu hamil (Malinowski, 1927)
Terlepas dari sudut pandang masyarakat  tentang masa kehamilan dan persalinan yang kritis, terdapat berbagai pandangan budaya (tuntutan budaya), serta faktor-faktor sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Hal tersebut meliputi:
1.         Keinginan ideal perorangan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu.
2.         Mengatur waktu kelahiran.
3.         Sikap menerima tidaknya kehamilan.
4.         Kondisi hubungan suami istri.
5.         Kondisi ketersediaan sumber social.
6.         Pengalama perorangan mengatasi dan menghadapi komplikasi persalinan dan lain-lain.
Berbagai pandangan budaya dan faktor-faktor sosial tersebut dapat menjadi stressor yang mendukung pandangan bahwa masa hamil dan bersalin dianggap kritis dan mengakibatkan kekhawatiran bagi warga masyarakat. Pada masa kehamilan dan saat menjelang kelahiran, aspek financial juga dapat menjadi masalah jika ibu hamil dan pasangannya belum bekerja, berhenti bekerja, atau dengan penghasilan yang kurang. Ibu hamil mungkin tinggal di rumah kontrakan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan dalam lingkungan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap kekurangan gizi pada masa kehamilan. Dalam setiap masyarakat ada mitos atau kepercayaan tertentu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu, seperti mitos “mitoni” :
1.          Tidak boleh  makan makanan yang berbau amis.
2.         Tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk bayi sebelum lahir.
3.         Ayah yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik dari pada anggota keluarganya yang lain.
4.         Anak laki-laki diberi makan lebih dulu dari pada anak perempuan dan lain sebagainya.
Yang  menentukan kuantitas, kualitas, dan jenis-jenis makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan kedudukan, usia jenis kelamin, dan situasi-situasi tertentu. Walaupun pola makan ini sudah menjadi tradisi atau kebiasaan, yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu. Dengan kata lain, ibu mempunyai peran sebagai gate-keeper keluarga.
C.     Aspek Sosial Budaya Persalinan
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi. Persalinan/partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu kala I, II, III, dan IV.
1.         Kala I
Periode persalinan ini dimulai dari pembukaan 1 cm sampai 10 cm (lengkap). Dalam kala ini ada beberapa fase, yaitu :
a.         Fase laten : pembukaan servik kurang dari 3 cm, servik membuka perlahan selama fase ini dan biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam
b.        Fase aktif : kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mulas, pembukaan dari 4 cm sampai 10 cm (lengkap) dan terdapat penurunan bagian terbawah janin.
2.         Kala II
Periode ini dimulai dari ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin. Tanda dan gejala persalinan kala II meliputi :
a.         Ibu ingin mengejan.
b.        Perineum menonjol.
c.         Vulva dan anus membuka.
d.        Meningkatnya pengeluaran darah dan lender.
e.         Kepala telah turun didasar panggul.
Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan serviks lengkap dan kepala bayi terlihat pada introitus vagina.
3.         Kala III
Periode ini dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan plasenta berkisar 15-30 menit setelah bayi lahir. Pada persalinan kala III miometerium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat pelekatan plasenta. Karena tempat pelekatan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, plasenta akan terlepas dari dinding uteri. Setelah lepas, plasenta akan turun ke segmen bawah rahim.
Tanda-tanda pelepasan plasenta meliputi:
a.         Bentuk uterus globuler.
b.        Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld).
c.         Semburan darah tiba-tiba.
Cara pelepasan plasenta ada dua, yaitu:
a.         Cara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah plasenta dan terjadi hematoma retroplasentae yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan hematoma di atasnya sekarang jatuh ke bawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva adalah permukaan fetal, sedangkan hematoma sekarang berada dalam kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara Schultze tidak ada pendarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah banyak mengalir.
b.        Cara Ducan
Pelepasan dimulai dari tepi plasenta. Darah mengalir antara selaput janin dan dinding rahim, jadi pendarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara keseluruhan. Pelepasan secara Ducan sering terjadi pada plasenta letak rendah.
4.         Kala IV
Periode ini dimulai setelah lahinya plasenta sampai 1 jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV meliputi:
a.          Kelengkapan plasenta dan selaput ketuban,
b.        Perkiraan pengeluaran darah,
c.         Laserasi atau luka episiotomy pada perineum dengan pendarahan aktif, dan
d.        Keadaan umum serta tanda-tanda vital ibu
Memasuki masa persalinan merupakan suatu periode yang kritis bagi para ibu hamil karena segala kemungkinan dapat terjadi sebelum berakhir dengan selamat atau dengan kematian. Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data survey kesehatan rumah tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan ibu.
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:
1.        Dikenal secara dekat.
2.        Biaya murah.
3.        Mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak.
4.        Dapat merawat ibu dan bayi sampai 40 hari di samping akibat keterbatsan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.
Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup. Secara medis, penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah pendarahan, infeksi dan ekslamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dan proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang  baik tetapi, juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Umumnya, di daerah pedesaan, keputusan perawatan medis yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau keputusan ada di tangan suami yang sering kali menjadi panic melihat keadaan kritis yang terjadi. Kepanikan dan ketidak tahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan secara cepat. Tidak jarang pula nasihat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
Selain itu, sering kali kondisi tersebut diperberat oleh faktor geografis, karena jarak rumah ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau kendala ekonomi dan adanya tanggapan bahwa membawa ibu ke rumah sakit akan membutuhkan biaya yang mahal. Selain faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan faktor ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tidak dapat dihindari. Selain pada masa hamil, pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan.
 Pantangan atau anjuran yang  berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya:
1.        Ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI
2.        Ada makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
Secara tradisional ada praktik-praktik yang dilakukan dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan ibu. Misalnya;
1.        Mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula.
2.        Memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan ke dalam vagina dengan  maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan.
3.        Member jamu tertentu untuk memperkuat tubuh (Iskandar et al, 1996).
D.     Aspek Sosial Budaya Masa Nifas
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nias yaitu 6-8 minggu (Rustam Mochtar, 1998, hal. 115). Tujuan perawatan masa nifas yaitu:
1.         Memulihkan kesehatan umum penderita,
2.         Mendapatkan kesehatan emosi yang stabil,
3.         Mencegah terjadinya ineksi dan komplikasi,
4.         Memperlancar pembentukan ASI, dan
5.         Agar penderita dapat melaksanaan perawatan sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik.
Keadaan psikologis pada masa nifas meliputi insting keibuan, yang merupakan perasaan dan dorongan yang dibawa sejak manusia dilahirkan, yang ada dalam seorang wanita untuk menjadi seorang ibu yang selalu memberi kasih sayang kepada anaknya. Sikap ini berada dengan sikap pria dewasa. Walaupun mereka menyukai anak bayi, tetapi pendekatannya berbeda dengan wanita. Reaksi ibu setelah melahirkan ditentukan oleh tempramennya. Bila ibu bertempramen gembira, ibu biasanya menjadi ibu yang lebih sukses, sedangkan ibu yang selalu murung kemungkinan mengalami kesulitan dalam tugasnya sebagai seorang ibu. Selain itu, kemungkinan pula timbul reaksi kecemasan reaksi kekecewaan karena kedatangan bayinya belum diharapkan. Untuk mengadakan penyesuaian tersebut kemungkinan ibu dapat mengatasinya sendiri atau memerlukan bantuan. Oleh karena itu, tugas bidan untuk memberi bantuan yang merupakan bimbingan agar ibu dapat mengatasi masalahnya. Kebutuhan ibu masa nifas meliputi:
1.         Kebutuhan fisik,
Selama hamil umumnya menurun walaupun tidak sakit. Untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti istirahat, makanan yang bergizi, lingkungan bersih dilakukan pengawasan dan perawatan yang sempurna serta pengertian dari lingkungan setelah ibu pulang nanti.
2.         Kebutuhan psikologis.
Kebutuhan bagi tiap-tiap individu bahwa manusia butuh diakui, dihargai, diperhatikan oleh manusia lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan psikologis, bidan dan keluarga harus bersikap dan bertindak bijaksana dan menunjukan rasa simpati dan menghormati.
3.         Kebutuhan sosial,
Ibu dipenuhi dengan memfasilitasi pasangan atau keluarga mendampingi ibu bila murung, menunjukkan rasa saying pada bayi, memberi bantuan dan pelajaran yang dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatannya.
E.     Aspek Sosial Budaya Terkait Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu). Bayi baru lahir yang dilahirkan dalam kondisi normal mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1.         Berat badan 2500-4000gram.
2.         Panjang badan 48-52 cm.
3.         Lingkar badan 30-38 cm.
4.         Lingkar kepala 33-35 cm.
5.         Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 denyut/menit kemudian menurun sampai 120-160 denyut/menit.
6.         Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 kali/menit kemudian menurun sampai 40 kali/menit.
7.         Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8.         Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9.         Kuku agak panjang dan lemas.
10.      Pada bayi laki-laki Testis sudah turun, pada bayi perempuan genetalia labia mayora telah menutupi labia minora.
11.     Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12.     Reflek moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperli memeluk.
13.     Reflek Graff sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam.
14.     Eliminasi, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2006)
Beberapa aspek sosial budaya yang dilakukan dikalangan masyarakat Indonesia terkait dengan bayi baru lahir, antara lain:
1.         Bayi harus memakai gurita supaya perutnya tidak membuncit.
2.         Bayi dibedong supaya tidak mudah terkejut, juga dapat menghangatkan badannya.
3.         Bayi saat dimandikan ditarik-tarik hidungnya agar menjadi lebih mancung.
4.         Ari-arinya harus dicuci bersih sebelum di kubur supaya bau badan tidak bau nantinya.
5.         Ibu tidak boleh membiasakan duduk dalam posisi tidur waktu menggendong bayi agar dahi bayi tidak maju (jenong atau nonong).
6.         Bayi baru lahir diberi minum grape water agar perutnya tidak kembung.
7.         Bayi baru lahir diberikan minum kopi setets agar tidak terkena penyakit  stroke.
8.         Bayi baru lahir rambutnya dipotong atau di botakin dan diberi minyak kemiri atau lidah buaya agar rambutnya tumbuh cepat dan hitam.
9.         Bayi cegukan diberi tisu basah atau kertas dibasahi di kening agar cegukannya hilang.
10.     Sapu lidi atau bangle bumbu dapur ditaruh di sebelah bantal untuk mengusir hantu jahat.
11.     Bulu mata di gunting agar lentik.
12.     Dagu lancip akibat sering ditarik.
13.     Di bawah bantal bayi ditaruh gunting lipat dan di tempat tidurnya dipukul-pukul menggunakan sapu lidi agar bayi tidur nyenyak.
14.     Bayi yang baru lahir tidak boleh difoto agar tidak menjadi narsis ketika dewasa.
15.     Bayi tidak boleh diajak keluar rumah sebelum berusia 40hari.
16.     Terkait makanan pada bayi baru lahir, ibu dilarang makan pedas, nanti feses bayi ada cabe rawit utuh, padahal maksudnya adalah mencegah bayi mengalami sakit perut jika ibu menggonsumsi makanan pedas, makan semangka menyebabkan perut bayi besar dan keras sebab “sawan” semangka dan sebagainya.

ISBD: MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar; Manusia, Sains, Teknologi, dan Sen


A.        Pengertian Manusia, Sains, Teknologi dan Seni

1.         Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung dan berkreasi sehingga kerjasama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
2.         Sains
Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan alamiah dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam. Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya. Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains harus menjadi bagian internal dari sistem pendidikan nasional supaya para siswa menjadi warga negara dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini. Namun pada kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat kepada umat manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Medawar (1984) Sains (dari istilah Inggris Science) berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians. Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sains adalah: “Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi)”. Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan sebagai salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam.
3.          Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga. Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan mudah, sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga memberikan kontribusi yang besar dari kesejahteraan hidup manusia disegala aspek kihidupan. Namun sayangnya sekarang ini tidak semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, justru adapula teknologi yang malah membantu menjadi bumerang akibat salah dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam memanfaatkan teknologi haruslah didasari dengan moral dan etika yang baik serta tanggungjawab sosial yang beradab.
Contoh-contoh teknologi:
1)      Teknologi komunikasi
Suatu sistem yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun tidak terbatas pada tempat, jarak dan waktu. Misal: internet, handphone, bairless, dll.
2)      Teknologi informasi
Suatu sistem yang memudahkan kita untuk memperoleh berbagai macam info yang dibutuhkan secara praktis dan dalam waktu yang relative singkat. Misal: internet, tv.
3)      Bioteknologi
Suatu teknologi yang mampu memanipulasi proses alami secara dramatis. Misal: cloning pada hewan dan tumbuhan.
Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. 

4.         Seni
Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya), seperti tari, lukis, ukir. Maka konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara manusia dengan sesama secara beradab, di mana pihak kesatu secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu, budi bahasapun adalah suatu seni.
5.         Peran Sains dan Teknologi
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karena didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi. Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup hanya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru. Masukan dan kontribusi langsung dari para pemegang peran yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran. Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang. Kehidupan kita sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan komputer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitasdan pada saat bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan masyarakat. Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi mengenal batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin berkurang. Arus globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin pesat khususnya di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang memungkinkan arus orang, barang, jasa dan informasi bergerak dengan lebih cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang semakin baik dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat. Kemajuan teknologi itu pulalah yang akan makin mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu bangsa yang akan menentukan keberhasilan bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang kehidupan lainnya.
6.         Pengaruh Sains dan Teknologi
Baik sains, teknologi  dan hasil produknya dapat dirasakan disetiap aspek kehidupan manusia. Sehingga pengaruh sains dan teknologi bagi manusia dalam masyarakat dapat berpengaruh baik secara negatif maupun secara positif.
Pengaruh positif terdiri dari :
1)         Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok) terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer dan pemikiran-pemikiran dalam bidang sosial budaya.
2)         Pemanfaatan sains dan teknologi secara tepat dapat lebih mempermudah proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.
3)      Sains dan teknologi dapat memberikan suatu inspirasi tentang perkembangan suatu kebudayaan yang ada di Indonesia.
Pengaruh negatif terdiri dari :
Untuk pengaruh negatif dari sains dan teknologi adalah bagi perubahan peradaban manusia. Pemanfaatan dari sains dan teknologi, sering kali menimbulkan masalah baru dalam kehidupan manusia terutama dalam hal kerusakan lingkungan, mental dan budaya bangsa, seperti:
1)         Menipisnya lapisan ozon
2)         Terjadi polusi udara, air dan tanah
3)         Terjadi pemanasan global
4)         Rusaknya ekosistem laut
5)         Iptek dikembangkan untuk memenuhi kesenangan-kesenangan materi. Menjamurnya produk-produk mainan (contoh: game online)
6)      Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang berpengaruh dominan terhadap satuan budaya asli bisa membangkitkan kesan sebagai model untuk ditiru. Kecenderungan meniru itu dalam kelanjutannya bisa terpantul melalui berkembangnya gayahidup  yang dianggap superior dibandingkan dengan gaya hidup lama.
B.        Dampak Penyalahgunaan Ipteks pada Kehidupan Sosial Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat:
1)        Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women: From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri dan berbagai jabatan penting lainnya.
2)        Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
3)        Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras, meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negative pada aspek budaya:
-           Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
-           Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
-           Pola interaksi antar manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.